Senin, 11 Juni 2012

ABSTRAK FITRIA NURKHOLIS,A 310080234


RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL


SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah



 









Oleh:
FITRIA NURKHOLIS
A310080234


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012


PERSETUJUAN


RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL



Dipersiapkan dan disusun oleh :

FITRIA NURKHOLIS
A310080234



Telah disetujui untuk mempersembahkan
di depan Dewan Penguji Skripsi




Pembimbing I,                                                             Pembimbing II,


Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum.                        Drs. Yakub Nasucha, M. Hum.



PENGESAHAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

Dipersiapkan dan disusun oleh :
FITRIA NURKHOLIS
A310080234

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, …………. 2012
Dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji :
1.      Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum.               (…………………..)
2.      Drs. Yakub Nasucha, M. Hum.                      ( ………………….)
3.                                                                              (…………………..)


Surakarta, ……………2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,


Drs. Sofyan Anif,M.Si.
NIK. 547



PERYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.




Surakarta, ……..2012



Fitria Nurkholis
A 310080234






MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
(Qs. Ar-Ra’ad : 11)

Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan. Maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.
(QS. Asy-Syar’I : 6-8)

Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S Al-Luqman: 18)

Jadilah pemaaf ketika kau berkuasa, pemurah ketika kau susah, mengutamakan kepentingan orang lain ketika kau butuh. Kelak akan sempurnalah keutamaanmu.
(Al Hadist)








KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Sungguh tiada kekuatan dan daya upaya tanpa kehendak-Nya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penulis dalam menyusun skripsi ini menemui hambatan dan halangan. Berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, hambatan  dan halangan yang ditemui dalam penulisan skripsi ini dapat teratasi. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memperlancar tulisan skripsi ini.

1.      Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, M.S., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberi izin penelitian.
2.      Drs. H. Sofyan Anif, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.


3.      Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum, selaku  Ketua  Jurusan PBSID Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memperlancar skripsi.
4.      Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum, selaku sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan melakukan pembetulan dengan cermat dan teliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5.      Drs. Yakub Nasucha, M. Hum. selaku Pembimbing II dan wakil dekan III yang telah merelakan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.
6.      Bapak dan Ibu Dosen PBSID, yang selama ini telah memberikan ilmu dan bimbingan .
Harapan penulis semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca secara umum dan secara khusus bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Surakarta, .............2012

Fitria Nurkholis
A 310 080 234




DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
HALAMAN PERYATAAN...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO.................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI.............................................................................................. ix
ABSTRAK.................................................................................................. xi
BAB I        PENDAHULUAN................................................................... 1
A.   Latar Belakang Masalah.................................................... .1
B.   Pembatasan Masalah.................................................. ……4
C.   Rumusan Masalah....................................................... .......4
D.   Tujuan Penelitian......................................................... .......5
E.    Manfaat Penelitian ............................................................ 5
F.   Sistematika Penulisan.......................................................... 6
BAB II       LANDASAN TEORI............................................................... 7
A.   Tinjauan Pustaka................................................................. 7
B.   Kerangka Teori.................................................................. 11
1. Al-Quran......................................................................... 11
2. Surat dalam Al-Quran.................................................... 12
3. Pengertian Kalimat......................................................... 12
4. Ragam Kalimat............................................................... 12
5. Struktur Fungsional Kalimat.......................................... 17
BAB III     METODE PENELITIAN....................................................... 21
A.  Jenis Penlitian........................................................... ......... 21
B.   Objek Penelitian...................................................... …….. 21
C.   Data dan Sumber Data....................................................... 22
D. Metode Pengumpulan Data............................................... 22
E.   Metode Analisis Data ....................................................... 23
F.   Metode Penyajian Analisis Data........................................ 23
BAB IV    HASIL PENELITIAN ............................................................ 24
A.                                  Gambaran Umum Tentang Surat Al-Lail             24
B.  Hasil................................................................................... 26
1. . Ragam Kalimat pada Terjemahan Surat Al-Lail. ........26
2. Struktur Fungsional pada Terjemahan Surat Al-Lail..... 29
C. Pembahasan ....................................................................... 41
1. Ragam Kalimat pada Terjemahan Surat Al-Lail........... 41
2. Struktur Fungsional pada Terjemahan Surat Al-Lail..... 41
BAB V       KESIMPULAN...................................................................... 43
A.. Simpulan.................................................................. ......... 43
B. Saran ................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


ABSTRAK
RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA
TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

Fitria Nurkholis, A 310080234, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 44 halaman.

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur fungsional kalimat dan ragam kalimat pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Lail. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka dan catat. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual dengan teknik dasar pilah unsur penentu (PUP). Hasil penelitian ini adalah 1) struktur fungsional terjemahan Al-Quran Surat Al-Lail terdiri atas 7 pola dan didominasi oleh pola SP sebanyak 9 kalimat, pola kalimat terbanyak kedua adalah kalimat dengan struktur fungsional SPO Pel dan SPOK yang mencapai 3 kalimat, pola SPO dan pola KSP masing-masing ada 2 kalimat, pola SPK dan pola KSPO Pel masing-masing hanya terdapat 1 kalimat, 2) ragam kalimat pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Lail didominasi oleh kalimat berita sebanyak 19 kalimat, kalimat emfatik 2 kalimat, sedangkan pada kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seru tidak ditemukan.


Kata kunci: Struktur Fungsional, Ragam Kalimat









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia melalui suatu perantara. Manusia mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan yang mereka miliki melalui bahasa. Dengan demikian, bahasa dapat dikatakan sebagai suatu sarana yang dapat digunakan oleh manusia untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi serta untuk mengidentifikasi diri. Tidak hanya itu, bahasa juga dapat digunakan sebagai salah satu perantara yang menghubungkan antara Sang Pencipta dan makhluk-Nya.
Manusia dapat menyadari akan keberadaan Sang Pencipta melalui makhluk-makhluk ciptaan-Nya, benda-benda yang ada di sekitar manusia, pemandangan-pemandangan alam yang tersaji dan menakjubkan mata dengan keindahannya, serta segala bentuk kehidupan yang ada di alam semesta. Dengan melihat dan memperhatikan sekelilingnya, manusia dapat menyadari akan kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa serta bersyukur atas segala karunia-Nya. Manusia berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, berdoa, memohon, memanjatkan puji syukur, dan mengagungkan nama-Nya melalui suatu perantara yang disebut bahasa.
Tuhan Yang Maha Bijaksana menurunkan wahyu-Nya sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia dengan perantara bahasa yang dapat dipahami oleh manusia. Wahyu yang diturunkan oleh Tuhan sebagai


pedoman hidup umat manusia diturunkan dalam bentuk kitab suci yang ditulis dengan menggunakan suatu bahasa sebagai medianya. Al-Quran sebagai salah satu bukti nyata tentang adanya hubungan antara Tuhan dan manusia merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada umat manusia melalui perantara-Nya dan diturunkan secara berangsur-angsur serta disampaikan atau ditulis dengan suatu bahasa.
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat manusia yang berisi petunjuk, perintah, ajakan, larangan, cerita dan berita oleh Allah swt kepada umat manusia sebagai pedoman untuk memperoleh kebahagiaan dan ketentraman hidup di dunia dan akhirat. Sebagai media komunikasi bentuk tulis, Al-Quran ditulis dengan menggunakan bahasa verbal, yakni menggunakan bahasa Arab. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, seorang bangsa Arab agar disampaikan kepada seluruh umat manusia. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril.
Menurut Sumarlam, dkk. (2009: 1), secara garis besar sarana komunikasi verbal dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Dengan demikian, wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Bentuk wacana lisan misalnya terdapat pada pidato, siaran berita, khotbah, dan iklan yang disampaikan secara lisan. Bentuk wacana tulis misalnya, buku, buku teks, surah, dokumen tertulis, Koran, majalah, prasasti, dan naskah-naskah kuno.
Wacana di dalam mushaf Al-Quran termasuk wacana tulis karena diwujudkan dalam bentuk tulisan. Meskipun demikian, wacana dalam Al-Quran merupakan bahasa lisan yang diwujudkan ke dalam bentuk tulis. Sebagai wacana tulis, wacana dalam Al-Quran menggunakan bahasa verbal berupa kata-kata yang kemudian membentuk kalimat. Menurut Chaer (2009: 44-45), kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang dapat berupa kata, klausa, atau beberapa klausa, serta memiliki intonasi final berupa intonasi deklaratif, intonasi interogatif, intonasi imperatif, atau intonasi interjektif.
Kalimat-kalimat (ayat-ayat) dalam Al-Quran sangat kaya dan beragam sehingga menarik untuk diteliti. Kalimat-kalimat di dalamnya mengandung banyak pesan yang berisi perintah, ajakan, larangan, berita, dan cerita oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana kepada manusia (makhluk-Nya). Kalimat-kalimat di dalam Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Peneliti berusaha memahami isi kandungan Al-Quran dengan cara melakukan analisis terhadap Al-Quran, yaitu melalui terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, bahasa yang paling dipahami oleh peneliti. Analisis tersebut dilakukan terhadap terjemahan salah satu surah yang terdapat dalam Al-Quran, yakni surat Al Lail. Pemilihan salah satu surat tersebut diperlukan agar cakupan penelitian tidak terlalu luas. Surat Al Lail dipilih karena kandungan isinya yang kompleks dan sarat makna.
Peneliti dalam penelitian ini mencoba menyoroti salah satu aspek atau bidang kebahasaan, yaitu bidang kajian sintaksis. Sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frase, klausa dan kalimat (Markhamah dan Sabardilah 2009:5). Melihat ruang lingkup sintaksis yang cukup luas, peneliti memfokuskan penelitian pada kajian mengenai kalimat (analisis kalimat), yaitu tentang ragam kalimat dan struktur fungsionalnya.

B.     Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak melebar keluar dari jalur pembahasan. Penelitian hendaknya fokus pada permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan pada penelitian ini, dibatasi pada analisis ragam kalimat dan struktur fungsional kalimat.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat dua permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
1.         Bagaimana ragam kalimat yang terdapat pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail?
2.         Bagaimana struktur fungsional kalimat yang terdapat pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail?


D.    Tujuan Penelitian
Terdapat dua tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.
1.         Mendeskripsikan ragam kalimat yang terdapat pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail.
2.         Memaparkan struktur fungsional kalimat yang terdapat pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail.

E.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.         Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah perbandaharaan teori dalam bidang bahasa, yaitu dalam kajian sintaksis. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan bagi penelitian lebih lanjut.
2.         Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis berupa informasi/pembelajaran mengenai kajian sintaksis, yaitu tentang ragam kalimat dan struktur fungsional dalam terjemahan Al-Quran surat Al Lail.



F.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan sangat penting untuk melihat gambaran secara jelas mengenai urutan penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian ini ditulis dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) yang terdiri atas lima bab. Bab pertama, yaitu pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan landasan teori yang memuat tinjauan pustaka yang berisi persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dan kerangka teori. Bab ketiga memuat metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian analisis data. Bab keempat adalah hasil dan pembahasan yang berisi hasil penelitian dan pembahasannya sehingga menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Bab kelima atau bab terakhir merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran.










BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka diperlukan untuk membuktikan keaslian dari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka memuat uraian tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang telah dilakukan oleh Heni Susilowati, Rokhamah, Puji Lastari dan Imas Masriyah.
Heni Susilowati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Ragam Kalimat dan Struktur Fungsional Kalimat pada terjemahan Al-Quran Surat An Nabaa” mengkaji ragam kalimat dan struktur fungsional kalimat pada terjemahan Al-Quran surat An-Nabaa’. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik PUP. Teknik PUP yang digunakan menggunakan daya pilah referen dan daya pilah kadar reaksi.
Hasil penelitian Heni Susilowati mencakup ragam kalimat dan struktur fungsional kalimat pada terjemahan Al-Quran surat An-Nabaa’. Hasil penelitian mengenai ragam bahasa antara lain : (1) terjemahan sebanyak 34 ayat adalah kalimat berita, (2) kalimat perintah sebenarnya dan kalimat berita ada satu ayat, (3) kalimat berita dan kalimat seru ada satu ayat, (4) terjemahan satu ayat yang berupa kalimat tanya yang membutuhkan jawaban, (5) terjemahan tiga ayat termasuk kalimat Tanya retoris. Hasil penelitian


mengenai struktur fungsional pada terjemahan Al-Quran surat An-Nabaa’ adalah terdiri atas 24 pola yakni: SP,OK, SPO, Konj.SP, SPOKet, Konj.Sket, Konj.SPO, Konj. SPOKet, SPKet. O1 Konj. O2, SPKet, Ket. SP, Konj.PO Konj.Ket, Konj. S, SPOKet, Konj.Ket, Konj. S Ket. Konj. Ket, Konj.P, Konj. SPKet, Ket.SPOKet, S1 Konj.S2, Konj.PKet, S1Ket.OPS2. KetSPOP2Ket, Ket. Konj.SPOKet,Ket SPO1Ket. O2Pket.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian Heni Susilowati tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Heni Susilowati adalah keduanya mengkaji masalah ragam dan struktur fungsional kalimat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Heni Susilowati terletak pada cara dalam melakukan analisis kalimat pada terjemahan Al-Quran. Pada penelitian ini, analisis kalimat pada terjemahan Al-Quran dilakukan berurutan pada terjemahan tiap ayat.
Penelitian Rokhamah (2007) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Frase pada Terjemahan Surat Yusuf di dalam Al-Quran” mencoba mendeskripsikan frase menurut tataran linguistik, tipe-tipe frase menurut jenis dan fungsinya. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode simak. Adapun temuannya yaitu jenis-jenis frase di dalam terjemahan Al-Quran surat Yusuf meliputi frase nomina, frase verba, frase numerial, frase bilangan, frase ajektif, dan frase keterangan, bentuk frase yang ditemukan mencakup frase endosentris dan frase eksosentris. Kesamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada bidang kajiannya, yaitu bidang sintaksis. Perbedaan diantara keduanya terletak pada focus penelitian, pada penelitian Rokhamah fokus penelitiannya adalah frase pada terjemahan Al-Quran surat Yusuf sedangkan penelitian ini fokus penelitiannya adalah kalimat pada terjemahan Al-Quran surat Luqman.
Penelitian Puji Lastari (2009) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Struktur Frase Preposisional pada Karangan Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Trotok Wedi Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2008/2009” mencoba mendeskripsikan bentuk dan konstruksi frase preposisional pada karangan siswa kelas VI SD tersebut dengan menggunakan metode padan dalam menganalisis data. Hasil penelitiannya antara lain : (1) ditemukan beberapa frase preposisional dalam karangan siswa, (2) struktur frase preposisional yang ditemukan terdiri atas enam pola, yaitu preposisional + nominal, preposisional + frase nominal, preposisional + verbal, preposisional + frase verbal, preposisional + bilangan, preposisional + keterangan, (3) terdapat 22 makna dari frase preposisional yang ditemukan dalam karangan siswa kelas VI SD Negeri 2 Trotok Wedi Kabupaten Klaten tahun ajaran 2008/2009. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Puji Lastari adalah pada bidang kajiannya, yaitu kajian dalam bidang sintaksis. Perbedaan penelitian ini dengan Puji lastari yaitu terletak pada fokus penelitiannya, pada penelitian ini fokus penelitiannya adalah analisis kalimat sedangkan pada penelitian Puji Lastari fokus penelitiannya adalah analisis frase.
Imas Masriyah dalam skripsinya yang berjudul “Struktur Fungsional dan Ragam Kalimat pada Terjemahan Al-Quran Surat Al-Qalam” berusaha mendeskripsikan struktur fungsional dan ragam kalimat serta mendeskripsikan rumusan semestaan pola pengkalimatan pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Qalam. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa struktur fungsional surat Al-Qalam terdiri atas 16 pola. Ragam kalimat terdiri atas kalimat berita (34 ayat), kalimat Tanya (8 ayat), kalimat emfatik (2 ayat), kalimat larangan (2 ayat), gabungan kalimat berita dan kalimat Tanya (1 ayat), gabungan kalimat tanya dan kalimat perintah (1 ayat), dan gabungan kalimat perintah dan kalimat larangan (1 ayat). Rumusan semestaan yang dihasilkan adalah 1) pola kalimat yang sering muncul didahului konjungsi, 2) pola berurutan SPOK jarang ditemukan, 3) dalam satu kalimat sering terdapat lebih dari satu keterangan, 4) dalam satu kalimat tidak selalu mengandung satu jenis kalimat, 5) kalimat berita didominasi oleh pola konjSP, 6) kalimat berita dominan didahului konjungsi, 7) dalam kalimat berita tidak ditemukan kalimat yang berpola PO, 8) kalimat tanya dominan berpola konjSP, 9) kalimat emfatik dominan didahului subjek, dan 10) dalam kalimat perintah cenderung ditemukan lebih dari satu fungsi predikat.
Peneliti ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti Imas Masriyah dalam bentuk skripsi tersebut. Persamaan peneliti ini dengan penelitian Imas Masriyah adalah keduanya mengkaji masalah ragam dan struktur fungsional kalimat pada terjemahan Al-Quran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Imas Masriyah yaitu terletak pada cara dalam melakukan analisis kalimat pada terjemahan Al-Quran. Pada penelitian ini, analisis kalimat pada terjemahan Al-Quran dilakukan berurutan pada setiap kalimat terjemahan sedangkan pada penelitian Imas Masriyah, analisis kalimat dilakukan berurutan pada terjemahan tiap ayat.

B.     Kerangka Teori
1.         Al-Quran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia (2005: 33). Markamah dan Sabardila (2009: 156) menyatakan bahwa Al-Quran adalah petunjuk dari Allah (sebagai pemberi perintah) kepada manusia (sebagai pihak yang diperintah/dilarang/diajak). Patmadewi (dalam Markamah dan Sabardila, 2009: 156-157) menjelaskan bahwa secara cultural pemberi perintah diinterprestasikan sebagai pihak yang mempertahankan status dan dianggap memiliki status yang tinggi sedangkan pihak yang diperintah dianggap sebagai pihak yang memiliki status rendah.
Penutur pertama pada teks terjemahan Al-Quran adalah Allah SWT dan partisipan keduanya adalah manusia, yang hubungan antara keduanya bersifat vertical. Hubungan antara Tuhan (Allah SWT) dan manusia merupakan hubungan yang tidak sederajat. Kesatuan linguistic yang ada dalam hubungan tak sederajat semacam ini kebanyakan berupa perintah dan larangan (markamah dan Sabardila, 2009: 157).
2.         Surat dalam Al-Quran
Surah atau surat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian atau bab dalam Al-Quran (2005: 1108). Kitab suci Al-Quran memiliki 144 surat. Setiap surat tersusun dari beberapa ayat, yaitu kalimat di dalam Al-Quran.

3.         Pengertian Kalimat
Satuan bahasa yang menjadi inti dalam pembicaraan sintaksis adalah kalimat, yang merupakan satuan di atas klausa dan di bawah wacana. Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari kostituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi final tersebut dapat berupa intonasi deklaratif, intonasi interogatif, intonasi imperative, atau intonasi interjektif. Inti definisi tersebut menyatakan bahwa kalimat terdiri dari konstituen dasar dan intonasi final (Chaer, 2009: 44-45). Konstituen dasar biasanya berupa klausa. Konstituen dasar pada kalimat dapat berupa sebuah klausa, beberapa buah klausa, sebuah frase, bahkan dapat pula berupa sebuah kata.

4.         Ragam Kalimat
Ragam kalimat menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (dalam Markhamah, 2009: 50-51) dibagi atas dua dasar, yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan makna. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Berdasarkan maknanya, kalimat dibagi atas lima kalimat. Kelima kalimat itu adalah kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya, kalimat seru, dan kalimat emfatik. Ragam kalimat yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah ragam kalimat berdasarkan makna.
a.         Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Dilihat dari segi bentuknya, kalimat ini ada yang berbentuk inverse, ada yang bersusun biasa, ada yang berupa kalimat aktif, ada juga yang berwujud kalimat pasif. Inti dari kalimat berita yang juga disebut kalimat deklaratif adalah memberitahukan sesuatu kepada pendengar atau pembaca (Markhamah, 2009: 70-71).
Contoh kalimat berita:
1)        Hari ini cuaca agak mendung.
2)        Dia membawa kabur bukuku.
Dua kalimat di atas termasuk kalimat berita karena bersifat memberitahukan. Kalimat pertama memberitahukan bahwa hari ini cuaca mendung, padahal mendung itu belum tentu akan terjadinya hujan. Pada kalimat kedua memberitahukan bahwa bukunya di bawa kabur orang.

b.        Kalimat Perintah
Kalimat perintah juga disebut sebagai kalimat imperatif. Kaliamat perintah adalah kalimat yang isinya memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk tulis dapat ditandai dengan tanda seru atau tanda titik, sedangkan dalam bahasa lisan diakhiri denagan nada agak tinggi atau naik (Markhamah 2009: 71).
Contoh kalimat perintah:
1)        Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
2)        Janganlah brjalan di bumi dengan angkuh.
Dua kalimat di atas termasuk kalimat perintah. Pada kalimat peratama yang terdapat pada awal kalimat terdapat kalimat perintah bersyukurlah. Penambahan partikel –lah pada predikat yang berupa verba merupakan salah satu cara pembentukan kalimat perintah. Kalimat tersebut mengharapkan tanggapan lebih lanjut berupa tindakan. Pada kalimat kedua ditunjukkan dengan adanya kata janganlah yang bertujuan melarang. Kalimat ini membutuhkan tanggapan lebih lanjut berupa tindakan.
c.         Kalimat Tanya
Kalimat Tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang kepada pendengar atau pembaca. Kalimat ini sering disebut kalimat interogatif. Pembentukan kalimat tanya dapat dilakukan dengan lima macam cara, yaitu: (1) manambahkan kata tanya apa atau apakah, (2) membalikkan urutan kata, (3) memakai kata bukan atau tidak, (4) mengubah intonasi kalimat, dan (5) memakai kata tanya (Markhamah, 2009: 73-75).
Contoh kalimat tanya:
1)        Apakah dia sedang mengadakan penelitian?
2)        Apakah direkturnya pergi setelah ada permasalahan itu?
Kedua kalimat di atas termasuk kalimat tanya, karena diakhiri dengan tanda tanya. Kalimat ini menggunakan kata apakah pada awal kalimat yang berfungsi untuk menanyakan suatu. Selain itu, kalimat tersebut tidak mengandung kata-kata perintah, ajakan larangan dan tidak diakhiri dengan tanda seruyang merupakan salah satu ciri kalimat perintah.
d.        Kalimat Seru
Kalimat seru sering disebut kalimat interjektif. Kalimat ini mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru dibentuk dari kalimat berita yang predikatnya ajektiva. Cara membentuk kalimat seru dari kalimat berita adalah sebagai berikut : (1) membalikkan urutan SP menjadi PS, (2) menambahkan partikel-nya pada P yang telah berada pada awal kalimat, (3) menambahkan kata seru seperti alangkah atau bukan main di depan P (Markhamah, 2009:77).
Contoh kalimat seru:
1)        Alangkah lemah lembutnya penyanyi itu.
2)        Bukan main cerahnya cuaca hari ini.
Kedua kalimat di atas termasuk kalimat seru. Hal tersebut dikarenakan terdapat pada kata alangkah dan kata bukan main pada kalimat pertama dan kedua yang menunjukan ungkapan rasa kagum.
e.         Kalimat Emfatik
Kalimat emfatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus. Penegasan dalam kalimat ini dapat dilakukan dengan menambahkan partikel-lah pada S dan menambahkan kata yang di belakang S. Adanya penegasan tersebut menjadikan makna kalimat berbeda dengan kalimat berita yang tidak mendapat penekanan. Penegasan itu sekaligus mempertentangkan satu hal dengan hal lain (Markhamah, 2009: 78).
Contoh kalimat emfatik:
1)        Penyanyi itulah yang lemah lembut.
2)        Cuaca hari inilah yang cerah.
Kedua kalimat di atas termasuk kalimat emfatik. Hal tersebut dikarenakan terdapat penekanan dalam kalimat yang berupa penegasan. Penegasan tersebut ditunjukkan dengan penambahan partikel –lah pada kata itulah dan inilah yang terdapat pada kalimat pertama dan kedua.




5.         Struktur Fungsional Kalimat
Struktur fungsional kalimat adalah susunan bangun kalimat yang terdiri atas unsur-unsur kalimat yang memiliki/menduduki suatu fungsi dalam suatu kalimat. Teori bahasa (linguistik) mengenal adanya beberapa fungsi dalam kalimat. Fungsi-fungsi tersebut adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.
a.         Subjek
Subjek adalah unsur kalimat atau klausa yang dijelaskan oleh unsur lain dalam kalimat yang bersangkutan. Subjek merupakan unsur yang dalam konstruksi tertentu, misalnya dalam konstruksi nonkontekstual, harus hadir secara eksplisit, tetapi pada konstruksi lain, misalnya pada konstruksi kontekstual, bisa implisit (Markhamah, 2009:87).
Subjek biasanya terletak pada awal kalimat atau di depan predikat, tetapi bisa juga di belakang predikat atau dibelakang objek. Dalam konstruksi tertentu, letak subjek dapat dipertukarkan dengan predikat dan bila dipertukarkan dengan predikat tidak mengacaukan makna struktur kalimat. Selain itu, subjek bisa juga terletak di belakang keterangan, di depan predikat apabila kalimat yang bersangkutan berketerangan (Markhamah, 2009:88-89).


b.         Predikat
Predikat adalah fungtor yang member penjelasan. Predikat merupakan bentukan yang menggambarkan proses, perbuatan, atau pengalaman, beradanya dalam suatu situasi, peralihan dari keadaan ke lain keadaan. Predikat adalah empat jenis kata : verbum, ajektif, substantif, pronominal dan lain-lain kata yang ekuivalen yang dibaca atau diucapkan dengan jeda di mukanya sebagai penjelasan kepada perkataan yang mendahuluinya (Wiyowasito dalam Markhamah, 2009:105) Soetarno (dalam Markhamah, 2009:105) mengungkapkan bahwa predikat bersama-sama dengan subjek merupakan sendi kalimat. Predikat adalah unsur yang menjadi penjelas, yaitu penjelasan mengenai pokok tuturan. Predikat merupakan unsur yang bisa dipertukarkan letaknya dengan subjek.
c.         Objek
Menurut Kridalaksana (dalam Markhamah, 2009:125) objek adalah nomina atau sekelompok nomina yang melengkapi verba-verba tertentu dalam klausa. Woyowasito (dalam Markhamah, 2009, 126) berpendapat bahwa objek dapat dibagi atas objek penderita dan objek penyerta. Objek penderita adalah fungtor tempat menyebut substantif atau ekuivalennya yang mengalami proses atau terkena akibat proses yang disebut di dalam predikat. Objek penderita atau disebut juga objek langsung dapat diubah menjadi subjek pada konstruksi pasif. Objek penyerta adalah fungtor yang menyebut substasif atau ekuivalennya yang ikut mengambil bagian dalam proses yang disebut dalam predikat, yaitu yang amat berkepentingan terhadap peristiwa atau kejadian tersebut, tanpa berfungsi sebagai subjek atau objek penderita. Objek penyerta dapat didampingi oleh kata untuk atau kepada.
Markhamah (2009:129-130) menyatakan bahwa objek adalah unsur kalimat yang memiliki ketegaran letak. Objek hanya berada langsung di belakang predikat. Tidak dapat dipindahkan ke depan predikat, ke depan subjek, ke belakang keterangan atau ke tempat lain. Pemindahan objek ke tempat lain selain di belakang predikat akan menghasilkan kalimat yang tidak berterima.
Objek dan predikat memiliki hubungan yang sangat erat sehingga tidak dapat disisipi oleh kata lain. Jika di antara predikat dan objek dipaksakan untuk disisipi oleh kata lain maka akan menghasilkan kalimat yang tidak berterima. Kalimat yang dipaksakan tersebut akan sulit untuk dipahami.
d.        Pelengkap
Pelengkap adalah kata atau frase yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir bersamaan dengan fungsi predikat. Sebagai objek, pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat. Keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba sebagai predikat (Markhamah, 2009: 132)
Kridalaksana (dalam Markhamah, 2009: 132) menyebutkan pelengkap atau komplemen adalah: (1) kata atau frase yang secara gramatikal melengkapi kata atau frase lain dengan menjadi subordinat padanya. Dalam arti luas, pelengkap ini mencakup objek langsung dan objek tak langsung. Dalam arti sempit, pelengkap hanya dipakai oleh ungkapan yang berfungsi untuk menyatakan keterangan waktu, tempat, cara, tujuan. (2) pelengkap adalah bagian dari frase verba yang diperlukan untuk membuatnya jadi predikat yang lengkap dalam klausa.
e.         Keterangan
Keterangan dikatakan bukan unsur inti karena keterangan tidak harus selalu hadir dalam kalimat. Karena bukan merupakan bagian inti dari kalimat, keterangan boleh ada atau tidak ada dalam sebuah kalimat. Keterangan memilki fungsi memberikan penjelasan tambahan bagi unsur inti. Selain itu, keterangan tidak menunjukan adanya kekhasan intonasi karena intonasinya bergantung pada letaknya. Keterangan yang terletak pada awal kalimat, intonasinya berbeda dengan keterangan yang terdapat pada akhir kalimat tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu menyolok (Markhamah, 2009: 137).



BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena menggunakan pendekatan kualitatif yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hubungan lainnya. Anwar (2010: 5). Menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan dekduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Selain itu, jika ditinjau dari segi kedalaman analisisnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena analisisnya hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan mengkaji fakta secara sistematik sehingga dapat lebih muda h untuk dipahami dan disimpulkan.

B.       Objek Penelitian
Objek adalah sesuatu yang dijadikan sasaran. Objek penelitian yaitu sasaran atau objek yang dijadikan pokok pembicaraan dalam suatu penelitian. Adapun objek penelitian yang dalam penelitian ini adalah ragam kalimat dan struktur fungsional kalimat pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail.




C.      Data dan Sumber Data
Penelitian ini memanfaatkan data kualitatif untuk dikaji. Data yang dikumpulkan adalah kalimat-kalimat terjemahan Al-Quran surat Al Lail yang mengandung ragam kalimat dan struktur fungsional kalimat. Data tersebut diperoleh melalui sumber data primer yang diperoleh langsung dari Al-Aliyy Al-Quran dan Terjemahannya yang diterbitkan oleh CV Penerbit Diponegoro. Menurut Marzuki (2003: 55), data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya; diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

D.      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Menurut Mahsun (2005: 92), menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode simak terhadap penggunaan bahasa secara tertulis dapat dilakukan pada teks narasi, bahasa-bahasa pada massmedia, dokumen-dokumen, naskah-naskah kuno dan lain sebagainya. Adapun teknik lanjutan dari metode simak yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik catat.




E.       Metode Analisis Data
Dalam melakukan kegiatan penelitian ini, data dianalisis menggunakan metode padan intralingual dengan teknik dasar berupa teknik pilah unsure penentu. Menurut Mahsun (2005: 8) metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupaun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Peneliti menggunakan teknik pilah unsur penentu untuk menentukan ragam kalimat dan menentukan susunan dari unsur-unsur yang membangun kalimat (struktur fungsional) pada terjemahan Al-Quran surat Al Lail.

F.       Metode Penyajian Analisis Data
Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan disajikan dengan metode formal. Hasil analisis dari penelitian ini disajikan dengan kata-kata. Hal tersebut untuk memudahkan dalam memahaminya.

                










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Gambaran Umum Tentang Surat Al-Lail
Surat Al-lail bermakna malam, surat ini termasuk golongan surat-surat MAKKIYAH diturunkan sesudah surat Al-A'laa yang mengandung 21 ayat. Beberapa ayat dalam surat Al-Lail memiliki sejarah terdiri dalam proses turunnya ayat. Pada ayat-ayat permulaan (ayat 1 - 4) ini Allah menganjurkan kepada hamba-Nya supaya memperhatikan suasana perubahan udara malam dengan siang, lalu memperhatikan bagaimana kesibukan semua makhluk di saat itu. Untuk menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah dan rahmat-Nya dalam membuat sedemikian rupa, sebab keduanya tidak sunyi dari hikmat rahmat Allah yang melimpah ruah kepada semua makhluk-Nya, baik jin, manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Allah juga menyatakan bahwa usaha manusia beraneka macam ada yang baik dan ada yang buruk bermacam-macam.
Ayat-ayat ini turun mengenai kejadian Abu Bakar As-Siddiqra. ketika di Mekah beliau suka memerdekakan hamba-hamba wanita tua yang baru masuk islam, maka ia ditegur oleh ayahnya. Maka turunlah ayat 5 hingga 7 ini. Kemudian ayat berikutnya menceritakan bahwa ada seorang mempunyai kebun kurma, dan ada pohon kurma yang dahannya condong kerumah orang miskin yang ada di samping kebun itu sedangkan orang miskin banyak anaknya, maka bila buahnya jatuh yang punya kebun itu


langsung masuk kerumahnya untuk memungut buah kurma yang jatuh di rumah itu, dan ada jika diambil oleh anak-anak orang  miskin langsung dirampas bahkan jika telah dimakan dimasukkan tangannya kedalam mulut anak untuk mengeluarkan sebiji kurma yang akan ditelannya. Maka pergilah orang miskin itu mengadu kepada Nabi saw. Dan memberitakan perbuatan pemilik kebun dan memberitakan perbuatan pemilik kebun.
Tujuan utama surat Al-Lail adalah membuktikan betapa kitab Al-Quran mengandung hikmah yang sangat dalam, yang mengantar pada kesimpulan bahwa Yang Menurunkannya adalah Dia Yang Maha Bijaksana dalam firman-firman dan perbuatan-perbuatannya. Kitab Al-Quran diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw.  untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Al-Quran mengandung banyak pelajaran agar manusia dapat mengambil hikmahnya. Isi surat Al-Lail banyak menekankan pada masalah kehidupan manusia tentang macam-macam usaha. Selain itu, surat ini juga memuat hikmat dan nasehat-nasehat dalam kehidupan sehari-hari.





B.       Hasil
1.         Ragam Kalimat pada Terjemahan Surat Al-Lail
Analisis ragam kalimat pada terjemahan surat Al-Lail dibatasi berdasarkan makna kalimat. Kalimat berdasarkan maknanya terbagi atas lima kalimat. Kelima kalimat tersebut adalah kalimat berita (deklaratif), kalimat perintah (imperatif), kalimat tanya (introgatif), kalimat seru (interjektif) dan kalimat emfatik.
Ragam kalimat pada terjemahan Al-Quran surat Al-Lail yaitu membahas tentang kalimat berita dan kalimat emfatik. Adapun hasil analisis ragam kalimat tersebut sebagai berikut.
a.        Kalimat Berita
1.        Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah).
2.        Dan akan dijauhkan dirinya (neraka) orang yang paling bertakwa.
Dua kalimat di atas termasuk kalimat berita karena bersifat memberitahukan dan tidak mengharapkan tanggapan lebih lanjut. Kalimat pertama memberitahukan bahwa orang yang kikir itu rata-rata merasa dirinya cukup dan tidak perlu pertolongan Allah seperti apa yang kita lihat pada zaman sekarang. Kalimat kedua memberitahukan bahwa setiap perbuatan baik maupun buruk pasti ada imbalan atau balasannya.

b.        Kalimat Emfatik
1.        Sesungguhnya Kami-lah yang Memberikan petunjuk.
2.        dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu.
Kalimat di atas termasuk kalimat emfatik. Hal tersebut dikarenakan terdapat penekanan dalam kalimat yang berupa penegasan. Penegasan tersebut  ditunjukan dengan penambahan partikel –lah pada kata Kami-lah pada kalimat pertama dan kedua.

Tabel 1. Ragam Kalimat pada Terjemahan surat Al-Lail
No.
Ragam
Kalimat
Kalimat
Ayat
1.







































2.


Kalimat berita






































Kalimat Emfatik
-  Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)
-  demi siang apabila terang benderang
-  demi penciptaan laki-laki dan perempuan
-  sungguh, usahamu memang beraneka macam.
-  Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa
-  dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)
-  maka akan kami Mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).
-  Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)
-  serta mendustakan (pahala) yang terbaik
-  maka akan Kami Mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).
-  Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.
-  Maka Aku Memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala
-  yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka
-  yang mendustakan (kebenaran)  dan berpaling (dari iman).
-  Dan akan dijauhkan dirinya (neraka) orang yang paling bertakwa
-  yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya)
-  dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya
-  tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhan-nya Yang Maha Tinggi.
-  Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna).

-  Sesungguhnya Kami-lah yang Memberikan petunjuk
-  dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu.

1

2
3

4

5

6

7

8


9
10

11

14

15

16

17

18

19


20


21


12

13




2.         Struktur Fungsional pada Terjemahan Surat Al-Lail
Surat Al-Lail terdiri dari 21 ayat. Walaupun demikian, dalam terjemahan Al-Quran Surat Al-Lail dapat diketahui bahwa ayat-ayat tersebut mempunyai 21 kalimat dan beberapa pola kalimat. Adapun kalimat yang ada dalam Surat Al-Lail dapat dilihat pada data terlampir dibawah ini.
a.         Pola SP
1.    Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (QS. al-lail: 1).
  S                                             P
                                    (FK)                                        (FP)
           
Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. Demi malam menduduki fungsi S. Apabila menutupi (cahaya siang) menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi K: Demi malam dalam kalimat tersebut merupakan kategori Frase keterangan (FK). Fungsi P: orang merupakan kategori  Nomina (N).
2.    demi siang apabila terang benderang (QS. al-lail: 2).
S                      P          Pel
(FK)               (FA)    (FA)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. Demi siang menduduki fungsi S. Apabila terang benderang menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.

Fungsi S: demi siang merupakan kategori Frase Keterangan (FK). Fungsi P: apabila terang merupakan kategori Frase Adjektiva (FA). Fungsi Pel: benderang merupakan kategori Frase Adjektiva (FA).       
3.    demi penciptaan laki-laki dan perempuan (QS. al-lail: 3).
S                                  P
                                    (FV)                            (FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. demi penciptaan menduduki fungsi S. laki-laki dan perempuan menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: demi penciptaan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P: laki-laki dan perempuan kategori frase nomina (FN).
4.    dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)(QS.lail:6)
S                                              P
                      (FV)                                        (FK)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. dan membenarkan (adanya pahala) menduduki fungsi S. yang terbaik (surga) menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: dan membenarkan (adanya pahala) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P:  yang terbaik (surga) kategori Frase Keterangan (FK).


5.    Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup
S                                       P
(FN)                                  (FV)

 (tidak perlu pertolongan Allah) (QS. al-lail: 8).

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. Dan adapun orang menduduki fungsi S. yang kikir dan merasa dirinya cukup  (tidak perlu pertolongan Allah) menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: Dan adapun orang merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P:  yang kikir dan merasa dirinya cukup kategori Frase Verba (FV).
6.    serta mendustakan (pahala) yang terbaik (QS. al-lail: 9).
S                         P
(FV)                   (FA)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. serta mendustakan (pahala) menduduki fungsi S. yang terbaik menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: serta mendustakan (pahala) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P:  yang terbaik kategori Frase Adjektiva (FA).




7.    yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka (QS.lail:15).
S                                  P
(FV)                            (FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. yang hanya dimasuki menduduki fungsi S. oleh orang yang paling celaka beraneka menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: yang hanya dimasuki merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P:  oleh orang yang paling celaka kategori Frase Nomina (FN).
8.    yang mendustakan (kebenaran)  dan berpaling(dari iman)(Lail:16)
S                                                        P
                                    (FV)                                                    (FV)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. yang mendustakan (kebenaran) menduduki fungsi S. dan berpaling (dari iman) menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: yang mendustakan (kebenaran) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P:  dan berpaling (dari iman) kategori Frase Verba (FV).





9.    yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk
   S      
(FV)
                                               
membersihkan (dirinya) (QS. al-lail: 18).
  P
(FV)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S dan P. yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) menduduki fungsi S. untuk membersihkan dirinya menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi S: yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P:  untuk membersihkan (dirinya) kategori Frase Verba (FV).
b.        Pola SPO
1.    Sesungguhnya Kami-lah yang Memberikan petunjuk(QS.Lail:12)
S                                     P                        O
(FN)                               (FV)                (FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, dan O. sesungguhnya Kami-lah menduduki fungsi S. yang memberikan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. petunjuk menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P.
Fungsi S: Sesungguhnya Kami-lah merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: yang Memberikan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: petunjuk merupakan kategori Frase Nomina (FN).
2.    tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari
S                                          P
(FV)                                                (FV)

keridaan Tuhan-nya Yang Maha Tinggi (QS. al-lail: 20).
  O
(FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, dan O. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) menduduki fungsi S. karena mencari menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. keridaan Tuhan-nya Yang Maha Tinggi menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P.
Fungsi S: tetapi (dia memberikan itu semata-mata) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi P: karena mencari merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: keridaan Tuhan-nya Yang Maha Tinggi merupakan kategori Frase Nomina (FN).
c.         Pola SPO Pel
1      Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah)
     S                      P                                  O        
(FN)                      (FV)                            (FN)
                
dan bertakwa (QS. al-lail: 5).
        Pel
        (FV)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan Pel. Maka barangsiapa menduduki fungsi S. memberikan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. (hartanya di jalan Allah) menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. dan bertakwa menduduki fungsi Pel. yang melengkapi O.
Fungsi S: Maka barangsiapa merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: memberikan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: (hartanya di jalan Allah) merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi Pel: dan bertakwa merupakan kategori Frase Verbal (FV).
2      maka akan kami Mudahkan baginya jalan menuju
S                      P          O
     (FN)                 (FV)        (FN)

kemudahan (kebahagiaan) (QS. al-lail: 7).
               Pel
               (FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan Pel. maka akan kami menduduki fungsi S. mudahkan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.baginya menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. jalan menuju kemudahan (kebahagiaan) menduduki fungsi Pel. yang melengkapi O.
Fungsi S: maka akan kami merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: Mudahkan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: baginya merupakan kategori Frase Nomina (FV). Fungsi Pel: jalan menuju kemudahan (kebahagiaan) merupakan kategori Frase Nomina (FN).
3      maka akan Kami Mudahkan baginya jalan menuju
S                      P          O                     Pel
(FN)                 (FV)    (FN)                (FN)

kesukaran (kesengsaraan) (QS. al-lail: 10).

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan Pel. maka akan Kami menduduki fungsi S. Mudahkan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. baginya menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. jalan menuju kesukaran (kesengsaraan) menduduki fungsi Pel. yang melengkapi O.
Fungsi S: maka akan Kami merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: Mudahkan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: baginya merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi Pel: jalan menuju kesukaran (kesengsaraan) merupakan kategori Frase Nomina (FN).
d.        Pola SPOK
1.    Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah
S                    P                      O                     K
(FN)               (FV)                (FN)                (FN)

binasa (QS. al-lail: 11).

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan K. Dan hartanya  menduduki fungsi S. tidak bermanfaat menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. baginya menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. apabila dia telah binasa menduduki fungsi K yang menerangkan  SPO.
Fungsi S: Dan hartanya merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: tidak bermanfaat merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: baginya merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi K: apabila dia telah Binasa merupakan kategori Frase Nomina (FN).
2.    Maka Aku Memperingatkan kamu  dengan neraka yang
S                      P               O                K
(FN)                (FV)      (FN)              (FN)
           
menyala-nyala (QS. al-lail: 14).

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan K. Maka Aku  menduduki fungsi S. Memperingatkan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. kamu menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. dengan neraka yang menyala-nyala menduduki fungsi K yang menerangkan  SPO.
Fungsi S: Maka Aku merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: Memperingatkan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: kamu merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi K: dengan neraka yang merupakan kategori Frase Nomina (FN).



3.    dan tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat
S                         P                      O
(FN)                   (FV)                (FV)

padanya yang harus dibalasnya (QS. al-lail: 19).
        K
        (FV)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P, O dan K. dan tidak ada seorangpun  menduduki fungsi S. memberikan menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. suatu nikmat padanya menduduki fungsi O yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. padanya yang harus dibalasnya menduduki fungsi K yang menerangkan  SPO.
Fungsi S: dan tidak ada seorangpun merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: memberikan merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: suatu nikmat padanya merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi K: yang harus dibalasnya merupakan kategori Frase Verba (FV).
e.         Pola SPK
1.    dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu (Lail:13).
S                              P                      K
(FK)                                    (FN)                (FK)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi S, P dan K. dan sesungguhnya  menduduki fungsi S. milik Kami-lah menduduki fungsi P. yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. akhirat dan dunia itu menduduki fungsi K yang menerangkan  SP.
Fungsi S: dan sesungguhnya merupakan kategori Frase Keterangan (FK). Fungsi P: milik Kami-lah merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi K: akhirat dan dunia itu merupakan kategori Frase Keterangan (FK).
f.          Pola KSP
1.    sungguh, usahamu memang beraneka macam (QS. al-lail: 4).
K                        S                      P
(K)          (V)                   (FN)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi K, S dan P. sungguh menduduki fungsi K yang menerangkan SP. usahamu menduduki fungsi S. memang beraneka ragam menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi K: sungguh, merupakan kategori Keterangan (K). Fungsi S: usahamu merupakan kategori Verba (V). Fungsi P: memang beraneka macam merupakan kategori Frase Nomina (FN).
2.    Dan akan dijauhkan dirinya (neraka)   orang yang paling
K                                                 S                P
(FV)                                          (FN)            (FV)
         
bertakwa (QS. al-lail: 17).

Kalimat di atas terdiri atas fungsi K, S dan P. Dan akan dijauhkan dirinya (neraka) menduduki fungsi K yang menerangkan SP. orang menduduki fungsi S. yang paling bertakwa menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S.
Fungsi K: Dan akan dijauhkan dirinya (neraka) merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi S: orang merupakan kategori Frase Nomina (FN). Fungsi P: yang paling Bertakwa merupakan kategori Frase Verba (FV).
g.         Pola KSPO Pel
1.    Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang
K                 S              P                      O
(FK)          (N)             (FV)                (N)
                       
sempurna). (QS. al-lail: 21).
     Pel
     (Adj)

Kalimat di atas terdiri atas fungsi K, S dan P. dan niscaya kelak menduduki fungsi K yang menerangkan SPO Pel. dia menduduki fungsi S. akan mendapat menduduki fungsi P yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada S. kesenangan yang menjelaskan apa yang dinyatakan pada P. yang sempurna menduduki fungsi Pel yang melengkapi O.
Fungsi K: Dan niscaya kelak merupakan kategori Frase Keterangan (FK). Fungsi S: dia merupakan kategori Nomina (N). Fungsi P: akan mendapat merupakan kategori Frase Verba (FV). Fungsi O: kesenangan merupakan kategori Nomina (N). Fungsi Pel: (yang sempurna) merupakan kategori Adjektiva (Adj).




C.      Pembahasan
1.         Ragam Kalimat pada Terjemahan Surat Al-Lail
Hasil penelitian ini menujukan bahwa ragam kalimat pada terjemahan Surat Al-Lial didominasi oleh ragam kalimat berita. Hampir semua dari dua puluh satu kalimat yang terdapat pada ayat-ayat Al-quran Surat Al-Lail adalah kalimat berita. Kalimat berita ada 19 kalimat, kalimat emfatik ada 2 kalimat, sedangkan pada kalimat perintah, kalimat tanya dan kalimat seru tidak ditemukan dalam terjemahan Al-Quran Surat Al-Lail.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Masriyah (2008). Masriyah menunjukan bahwa sebagian besar kalimat dalam terjemahan Al-Quran surat Al-Qalam merupakan kalimat berita. Lebih dari setengah yang terdapat pada ayat-ayat Al-Quran surat Al-Qalam merupakan kalimat berita. Ragam kalimat seru tidak ditemukan baik pada terjemahan Al-Quran surat Al-Lail dalam penelitian ini maupun pada penelitian Masriyah pada terjemahan Al-Quran surat Al-Qalam.

2.         Struktur Fungsional pada Terjemahan Surat Al-Lail
Struktur fungsional kalimat-kalimat pada terjemahan Al-Quran surat Al-Lail  terdiri atas 7 pola kalimat. Kalimat terbanyak adalah kalimat berpola SP.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masriyah dalam bentuk skripsi yang berjudul “Struktur Fungsional dan Ragam Kalimat pada Terjemahan Al-Quran Surat Al-Qalam”. Masriyah (2008) menyatakan bahwa kalimat-kalimat dalam terjemahan Al-Quran kebanyakan memiliki struktur yang tidak sejalan dengan struktur fungsional kalimat berbahasa Indonesia yang lazimnya berstruktur SPOK. Adapun kalimat terjemahan Al-Quran surat Al-Lail yang mengandung pola SPOK hanya ada beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung pola SPOK tersebut sebagian besar ditemukan pada kalimat SP.

















BAB V
PENUTUP

A.      Simpulan
Al-Quran surat Al-Lail terdiri atas 21 ayat. Masing-masing ayatnya rata-rata terdiri atas satu kalimat. Keseluruhan jumlah kalimat dari 21 ayat tersebut adalah 21 kalimat.
Struktur fungsional kalimat pada terjemahan Al-Quran surat Al-Lail didominasi oleh pola SP yang mencapai 8 kalimat. Pola kalimat terbanyak kedua adalah kalimat dengan struktur fungsional SPO Pel dan SPOK yang mencapai 3  kalimat.
Ragam kalimat yang terdapat pada terjemahan Al-Quran surat Al-Lail yaitu kalimat berita dan kalimat emfatik, sedangkan kalimat perintah, kalimat tanya dan kalimat seru tidak ditemukan.
Hasil analisis ragam kalimat dari terjemahan Al-Quran surat Al-Lail menunjukan bahwa sebagian besar kalimat-kalimat terjemahan Al-Quran surat Al-Lail terdiri atas kalimat berita. Kalimat emfatik hanya terdapat beberapa kalimat saja.

B.       Saran
Bahasa yang digunakan dalam bahasa Al-Quran adalah Bahasa Arab yang tidak semua orang dapat memahaminya. Walaupun demikian, membaca Al-Quran hendaklah disertai dengan pemahaman terhadap artinya sehingga


kita tahu makna dari bacaan Al-Quran tersebut. Oleh karena itu, orang yang ingin benar-benar memahami makna yang terkandung di dalam Al-Quran hendaknya membaca terjemahan Al-Quran yang dapat dipahami bahasannya. Selain itu, membaca dan mempelajari tafsir Al-Quran sebagai pengayaan diri sangat dianjurkan.




















DAFTAR PUSTAKA

Al Allyy. 2005. Alquran dan Terjemahan. Bandung: CV Penerbit Diponegoro

Anwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian Cetakan X. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Lestari, Puji. 2009. “Analisis Struktur Frase Preposisional pada Karangan Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Trotok Wedi Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perdana.

Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press UMS.

Markhamah dan Atiqa Sabardilah. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Bahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press UMS.

Marzuki. 2003. Metodologi Riset. Cetakan IX. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi (BPFE) Universitas Islam Indonesia.

Masriyah, Imas. 2008. “Struktur Fungsional dan Ragam Kalimat pada Terjemahan Alquran Surat Al Qalam”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rokhmah. 2007. “Analisis Frase pada Terjemahan Surat Yusuf di dalam Alquran”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sumarlam,dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

Susilowati, Heni. 2007. “Ragam Kalimat dan Struktur Fungsional Kalimat pada Terjemahan Alquran Surat An Nabaa”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tim Penyusun KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi III). Jakarta: Balai Pustaka.












LAMPIRAN







TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), (1) demi siang apabila terang benderang, (2) demi penciptaan laki-laki dan perempuan, (3) sungguh, usahamu memang beraneka macam. (4) Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, (5) dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), (6) maka akan kami Mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). (7)  Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), (8) serta mendustakan (pahala) yang terbaik, (9) maka akan Kami Mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan). (10) Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa. (11) Sesungguhnya Kami-lah yang Memberikan petunjuk, (12) dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu. (13) Maka Aku Memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, (14) yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka, (15) yang mendustakan (kebenaran)  dan berpaling (dari iman). (16) Dan akan dijauhkan dirinya (neraka) orang yang paling bertakwa, (17) yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya), (18) dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya, (19) tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhan-nya Yang Maha Tinggi. (20) Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna). (21)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar